
Sharon Bowie (37 tahun) pertama kali menderita stroke pada usia 27 tahun, yaitu satu tahun setelah bertemu suaminya Mark. Awalnya ia menyadari ada sesuatu yang salah ketika dirinya mengalami sakit parah di kepalanya. Pada April 2000 Bowie pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit, setelah dua minggu melakukan pemeriksaan barulah petugas medis mengatakan bahwa dirinya mengalami stroke akibat dari operasi katup jantung yang pernah dijalaninya dulu.
Stroke ini terjadi akibat gumpalan darah yang disebabkan oleh katup babi yang dipasang di jantungnya pada tahun 1990 untuk memperbaiki kondisinya karena mengalami stenosis aorta. Stenosis aorta adalah penyempitan pada lubang katup aorta sehingga meningkatkan tekanan aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta.
Pada orang yang masih muda biasanya disebabkan oleh faktor bawaan, yaitu sejak masih bayi sudah mengalami kelainan katup aorta jantungnya. Namun hal ini bisa saja baru menimbulkan efek saat orang tersebut beranjak dewasa, karena ukuran jantung yang semakin besar sementara katup aortanya mengalami penyempitan.

Untuk mengatasinya Bowie harus menunggu selama 18 bulan, dokter akan melihat apakah bisa melakukan prosedur penyisipan katup mekanis sebagai gantinya. Tapi selama menunggu prosedur tersebut, ia harus mengalami serangan stroke kedua pada November 2000.
Bowie sangat menggantungkan harapannya pada operasi penggantian katup untuk menghentikan seringnya serangan mini stroke yang disebut dengan transient ischaemic attacks (TIAs). Kejadian ini bisa terjadi setiap beberapa minggu hingga sebulan sekali.
TIAs ini disebabkan oleh gumpalan darah kecil yang berkembang di dalam tubuh sebelum perjalanannya mencapai otak yang dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan kerusakan fatal di berbagai organ-organ vital. Efek dari TIAs ini bisa bertahan hanya dua minggu atau justru menyebabkan masalah yang permanen.
"Gejala yang timbul bisa tiba-tiba pingsan, bicara yang kacau, tidak bisa menggunakan anggota tubuh atau jatuh saat melakuka aktivitas. Gejala ini bisa datang kapan saja dan berlangsung hingga berhari-hari," ujar Bowie, seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (12/2/2010).
Sang suami Mark (39 tahun) terpaksa harus melepaskan pekerjaannya agar bisa menjaga sang istri selama 24 jam, karena datangnya TIAs ini tidak dapat diprediksi sebelumnya. Bisa saja saat Bowie sedang tidak melakukan apapun. Hingga kini jumlah serangan strokenya sudah mencapai 120 kali.
"Kami membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa berdamai dengan situasi seperti ini, tapi kami terus mencoba untuk membuat segalanya lebih mudah diatasi bagi saya, Bowie maupun untuk anak-anak," ujar Mark.
Kondisi ini sangat jarang terjadi, yaitu seseorang harus mengalami berkali-kali serangan mini-sroke dalam waktu yang singkat. Mini-stroke ini bisa menjadi peringatan awal bagi seseorang untuk segera melakukan penanganan sebelum mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak.
0 komentar:
Posting Komentar